Archive

Archive for the ‘Analisis Instrumen Saham’ Category

Panduan Mencari Data dan Menghitung Valuasi Saham

August 21st, 2017 29 comments

Value - Price / Blackboard (Click for more)

Mencari data fundamental untuk keperluan valuasi saham tidak sesulit mencari data harga saham. Hal ini karena data laporan keuangan perusahaan dipublikasikan dan bisa diakses melalui berbagai situs baik yang gratis ataupun berbayar. Yang sulit adalah mengolah data fundamental tersebut untuk keperluan valuasi.

Jika dalam mencari data saham, keahlian yang diperlukan adalah melakukan kompilasi dan pengolahan data pada Microsoft Excel, maka dalam melakukan valuasi saham dibutuhkan keahlian membaca dan memahami laporan keuangan.

Agar komprehensif, data harga saham selanjutnya juga disandingkan dengan data fundamental perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai suatu perusahaan.

Dalam melakukan valuasi terhadap harga saham, terdapat banyak metode seperti Price to Earning Ratio (PER) dan Net Present Value untuk perusahaan dana umumnya, Price to Book Value (PBV) yang digunakan untuk saham keuangan, Price to Sales Ratio untuk perusahaan baru, dan NAV untuk perusahaan properti

Dari semua metode di atas, menurut saya, yang paling praktis dan bisa digunakan untuk perbandingan antar saham adalah Price Earning Ratio. Metode seperti PBV pada prakteknya banyak digunakan untuk saham perbankan, namun banyak juga yang menggunakan PER untuk kelompok saham tersebut.

Metode PSR lebih jarang dipergunakan dan kalaupun ada, biasanya digunakan pada perusahaan start up yang IPO. Di Indonesia, contoh tersebut masih sangat jarang dan mungkin belum ada. Metode NPV memang banyak diajarkan dalam literatur investasi dan keuangan, namun memerlukan keahlian membaca laporan keuangan tingkat mahir dan kemampuan melakukan forecasting data. Demikian pula dengan NAV.

Rumus dari Price Earning Ratio adalah harga saham per lembar (Price) dibagi dengan tingkat keuntungan per lembar (Earning Per Share). Jadi cukup hanya 2 komponen yang perlu dicari yaitu Harga dan Earning Per Share.

Karena harga saham berubah setiap hari demikian juga dengan rasio PER, maka diperlukan juga upaya untuk mendapatkan nilai PER secara historis untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap.

Untuk itu, langkah-langkah dalam melakukan valuasi saham dapat dilakukan sebagai berikut

  1. Mencari historis harga saham
  2. Mencari historis data EPS perusahaan
  3. Evaluasi PER saat ini dan PER historis

Read more…

Berapa Asumsi Return Investasi Saham Yang Wajar?

February 20th, 2014 29 comments

Thinking Number

Berapa asumsi return saham yang wajar? Hal ini menjadi pertanyaan banyak investor. Baik yang masih awam, ataupun yang sudah veteran. Besar kecilnya prediksi return bisa mempengaruhi keputusan investasi. Namun pada kenyataannya memprediksikan return saham sangatlah sulit.

Jika prediksi returnnya terlalu tinggi, investor bisa kecewa karena return tidak tercapai. Seperti halnya return IHSG 3 tahun terakhir dari 2011 – 2013 yang sebesar 3.20%, 12.94% dan -0.98%. Terlalu rendah, investor bisa kehilangan minat karena hasil yang diperoleh tidak setara dengan risiko yang ditanggung.

Pada prakteknya, para perencanaan keuangan, agen penjual dan bahkan manajer investasi sekalipun tidak ada yang bisa mengetahui dengan pasti berapa return saham dalam 1 tahun. Namun ada kesepakatan tidak tertulis yang menyatakan bahwa prediksi return saham biasanya berkisar antara 15% – 25% per tahun. Namun data historis 3 tahun terakhir sudah membuktikan bahwa hal tersebut tidak terjadi dalam 3 tahun terakhir.

Penentuan asumsi return yang salah dalam perencanaan keuangan, bisa berdampak fatal. Jika terlalu tinggi, investor ibarat diberi “angin surga”, dengan modal minimal bisa mencapai hasil maksimal. Tujuan keuangan bisa buyar kalau seandainya angka yang ditargetkan tidak tercapai.

Sementara jika terlalu rendah, jumlah investasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan menjadi terlalu besar sehingga investor harus menerima kenyataan bahwa tujuan dia tidak realistis karena besaran investasi di luar kemampuannya.

Permasalahannya, dalam investasi apalagi investasi saham, tidak bisa menjanjikan return pasti. Sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, return saham secara umum yang dicerminkan oleh IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bisa berkisar dari kerugian puluhan persen hingga keuntungan puluhan persen per tahunnya.

Return IHSG juga dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari data makro ekonomi seperti inflasi, suku bunga, cadangan devisa, ekspor impor, kemudian data lain kinerja perusahaan, harga komoditas, kondisi politik dan ekonomi di dalam dan luar negeri, hingga aliran dana asing. Kebanyakan dari indikator tersebut, juga menggunakan angka asumsi yang rentan berubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

Untuk itu, adanya acuan atau paling tidak informasi mengenai rentang potensi kerugian / keuntungan yang mungkin ditanggung akan membuat investor lebih siap dalam berinvestasi saham dan menghadapi risiko fluktuasi di bursa. Read more…

Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (3) – Value Investing

December 6th, 2013 44 comments

Kalau diperhatikan, update di blog ini sudah absen sejak pertengahan November lalu. He he.. Mohon maaf sebelumnya, bukannya malas, tapi ada banyak sekali kegiatan baik dengan perusahaan, asosiasi dan Otoritas Jasa Keuangan sehingga saya tidak sempat menulis. Nanti akan saya sharing foto-foto kegiatan tersebut dalam kesempatan berikutnya.

Pada 2 artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang dasar laporan keuangan dan cara membaca laporan arus kas. Kali ini, saya akan membahas analisa laporan keuangan menggunakan rasio keuangan. Lebih dalam lagi, bagaimana menggunakan rasio keuangan tersebut untuk menemukan perusahaan yang bagus. Strategi investasi Value Investing mengembangkan konsep tersebut lebih jauh, bagaimana membeli perusahaan bagus pada harga diskon.

Laporan Keuangan

Berikut ini ada kutipan yang teramat bagus dari Warren Buffet tentang Value Investing:

 

Our goal is to find an “Outstanding” business

at a “Sensible Price”,

not a “Mediocre” business at a “Bargain Price”

Warren Buffett

Pertanyaannya, bagaimana cara untuk membedakan perusahaan yang “Outstanding” dan “Mediocre” ? Dan bagaimana caranya untuk mengetahui harganya “Sensible” atau tidak? Apakah penurunan harga saham yang terjadi beberapa waktu ini sudah membuat perusahaan Outstanding dijual di harga Sensible atau bahkan Bargain?

Analisa Fundamental dengan laporan keuangan dapat membantu kita menjawab pertanyaan tersebut. Jika anda tertarik, silakan membaca terus blog ini. Read more…

Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (2)

November 13th, 2013 6 comments

Pada artikel ini, saya ingin melanjutkan pembahasan kemarin tentang analisa perusahaan melalui laporan keuangan. Pada bagian sebelumnya dibahas berbagai macam laporan keuangan dan cara membacanya. Kali ini, saya akan berfokus pada bagian mana dari laporan keuangan yang harus anda baca agar setidaknya secara mendasar anda bisa memahami suatu perusahaan dan apakah perusahaan tersebut dapat dikategorikan baik atau tidak.

Balance Sheet

Pada dasarnya analisa perusahaan itu tidak jauh berbeda dengan analisa seseorang yang sedang berusaha menggapai kesuksesan finansial. Mau itu karyawan, profesional ataupun pengusaha, ada kesamaan ciri2 dimana mereka selalu berusaha meningkatkan penghasilan agar bisa menutupi pengeluaran, aktif melakukan pengembangan diri ataupun untuk orang di sekitarnya, dan dalam proses tersebut tidak jarang mereka membutuhkan bantuan dari pihak lain apakah itu pinjaman bank atau penyertaan modal. Read more…

Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (1)

November 1st, 2013 2 comments

Apa kabar para pembaca, semoga sehat dan sukses selalu. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan, namun sebelumnya, saya juga ingin menginformasikan bahwa pada hari Sabtu besok tanggal 2 November 2013, saya akan mengadakan talkshow di Gramedia Cibubur. Bagi yang berminat dan kebetulan ada di lokasi tersebut bisa datang dan menghadiri acara ini. Bagi yang tertarik dengan buku ini dan menginginkan edisi khusus Hardcover + Excel Reksa Dana bisa pesan disini.

Gramedia Cibubur

Berikut Dokumentasi Kegiatannya

Cibubur 1

Cibubur 2

Cibubur 3

Dalam 1 minggu terakhir ini, berita tentang publikasi laporan keuangan menghiasi berbagai media kita. Perusahaan ini dilaporkan mencatatkan pertumbuhan aset xx % atau xx triliun, perusahaan ini untung xx triliun. Perusahaan ini mengalami penurunan laba bersih xx% dan seterusnya. Sebagai seorang investor saham ataupun reksa dana yang terdapat sahamnya, penting  untuk memahami laporan keuangan suatu perusahaan.

Sebab untuk anda yang berorientasi fundamental dan investasi jangka panjang, maka harga pasar saham merupakan representasi dari kinerja perusahaan. Artinya jika perusahaan kinerjanya bagus, maka harga sahamnya akan naik dan sebaliknya.

Kinerja perusahaan juga sering disebut fundamental perusahaan, makanya analisa laporan keuangan disebut juga analisa fundamental. Penurunan saham dalam beberapa hari terakhir ini tidak terlepas dari hasil publikasi laporan keuangan dimana untuk beberapa perusahaan kinerjanya tidak sesuai yang diharapkan sehingga harga sahamnya turun.

Nah, jika anda setuju dengan hal yang dikemukakan di atas, pertanyaan berikutnya, bagaimana cara untuk melakukan analisa fundamental? Apakah bisa dilakukan untuk kita yang masih awam soal ekonomi? Untuk menjadi seorang ahli, jurusan kuliah kita memang bukan segalanya. Sebab jika anda rajin, gigih dan telaten, maka semua bidang pada dasarnya bisa dipelajari.

Meski demikian, tetap ada kesulitan sendiri untuk anda yang tidak berlatar belakang ekonomi. Untuk itu dalam kesempatan kali ini, saya ingin sharing sedikit tentang cara untuk menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Read more…

Mengenal Kelemahan Konsep Beta Dalam Investasi

April 17th, 2013 7 comments

Beta adalah konsep yang sangat umum dalam investasi. Bisa digunakan pada investasi saham begitu pula juga dengan investasi reksa dana. Kegunaannya juga banyak, mulai dari menilai seberapa berisiko suatu saham / reksa dana, mengevaluasi apakah reksa dana tersebut bagus atau tidak, sampai pada memprediksi berapa return yang akan dihasilkan oleh instrumen tersebut pada masa yang akan datang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah konsep yang menggunakan beta dalam perumusannya.

Tidak ada yang berbeda dari cara perhitungan beta saham dan beta reksa dana. Pembahasan mengenai beta juga pernah saya bahas dalam artikel terdahulu. Meski demikian, tidak ada teori yang sempurna, demikian pula dengan teori beta. Oleh karena itu, sebelum menggunakan menggunakan beta, sebaiknya kita memahami kelemahannya.

Read more…

Menebak Arah IHSG (Setelah Rally) Dengan Teori Probabilitas

March 1st, 2013 28 comments

Seiring dengan IHSG yang terus menerus mencetak rekor baru, hampir menjadi pertanyaan bagi setiap investor, Apakah IHSG sudah akan overvalued (kemahalan / terlalu tinggi) ? Kapan IHSG akan turun ? Seberapa dalam Penurunannya? Kebanyakan investor tersebut adalah investor yang saat ini punya dana standby, namun dari kemarin ragu2 untuk masuk sehingga ketinggalan. Tidak sedikit juga investor-investor yang dari kemarin masih belum merealisasikan keuntungannya, terus mencari waktu dan angka yang tepat untuk merealisasikan keuntungannya.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebetulnya ada banyak sekali analisa dan sudut pandang yang diberikan. Ada yang menggunakan analisa fundamental seperti penilaian terhadap rasio PE (Price Earning Ratio), ada yang menggunakan analisa teknikal yang menggunakan berbagai indikator klasik dan modern, ada pula yang menggunakan analisa berdasarkan aliran dana asing dan lokal yang masuk ke investasi saham kita. Semua analisa tersebut saya yakin canggih dan memiliki dasar yang kuat untuk dipertahankan, namun dalam kesempatan kali ini saya ingin mempraktekkan suatu ilmu yang baru-baru ini saya pelajari.

Analisa yang saya gunakan kali ini menggunakan Teori Probabilitas. Saya yakin teori ini sudah banyak sekali diajarkan di level perkuliahan sampai tingkat edukasi eksekutif, namun praktek di dunia investasi ini masih bisa dibilang sangat terbatas. Nah, berdasarkan teori ini, saya mencoba memprediksikan IHSG akan naik atau turun dalam beberapa bulan yang mendatang. Selamat membaca.

Read more…

Strategi Investasi Income Investing (2)… Mengenal Dividend Yield

June 20th, 2012 2 comments

Pada artikel sebelumnya tentang income investing, dijelaskan bahwa ada salah satu alternatif strategi yang bisa digunakan oleh investor saham untuk berinvestasi secara konservatif di bursa saham. Caranya adalah dengan membeli saham yang secara konsisten membagi dividen dan berharap dari pendapatan dividen tersebut. Fluktuasi harga dianggap sebagai faktor sampingan. Artinya jika turun, kita tidak perlu pusing karena yang diharapkan adalah dividennya, jika harganya naik anggap saja sebagai bonus tambahan. Dengan demikian, kecuali perusahaan tersebut bangkrut, kita tidak perlu lagi khawatir dengan fluktuasi harga di bursa. Sebab terkadang harga saham di bursa bisa bergerak amat berbeda dengan kinerja fundamental perusahaan maupun ekonomi makro suatu negara.

Nah, jika anda tertarik untuk melakukan strategi ini, maka ada satu istilah yang harus anda ketahui yaitu dividend yield. Dengan mengetahui dividend yield ini, anda bisa menentukan saham apa yang cocok untuk menjalankan strategi investasi ini. Jika Investasi dianggap sebagai pohon duit, maka Dividend Yield adalah berapa persen bunga yang dihasilkan setiap tahunnya. Dalam tulisan kali ini, saya menggunakan contoh saham Astra Internasional (ASII), melanjutkan contoh pada tulisan saya sebelumnya. Seperti apakah hasilnya? Dan apakah strategi ini cukup menguntungkan untuk dijalankan?

Read more…

Categories: Analisis Instrumen Saham, Saham Tags:
%d bloggers like this: