Apakah Ada Reksa Dana Saham Yang (Konsisten) Mengalahkan IHSG ?
Membeli produk reksa dana yang “Terbaik” adalah Keinginan dari banyak investor. Walaupun pada kenyataannya lebih banyak investor yang berinvestasi pada produk yang mereka “Percaya” dan mudah untuk diakses, tetap ada “harapan” bahwa investasinya bisa menjadi produk dengan kinerja terbaik.
Untuk itu, investor biasanya akan mencari tahu produk reksa dana mana yang menjadi jawara pada tahun sebelumnya. Jika kebetulan produk yang menjadi jawara tersebut adalah produk dari perusahaan yang mereka percaya dan akses untuk membeli produk ini juga mudah, maka bukan tidak mungkin reksa dana ini menjadi incaran para investor.
Perilaku di atas juga sebenarnya terjadi dalam investasi saham. Dimana investor beramai-ramai berinvestasi pada saham tertentu yang “Hot”. Tingginya minat masyarakat akan membuat harga saham semakin melambung tinggi. Perilaku ini, dalam teori keuangan disebut dengan Herding Behaviour.
Efek negatif dari Herding Behaviour adalah ketika harapan positif yang terdapat pada saham berubah menjadi negatif, maka investor akan beramai-ramai menjual saham tersebut. Harganya akan turun jauh di bawah harga yang seharusnya karena tekanan jual yang begitu besar. Untungnya efek negatif dari Herding Behaviour ini tidak terjadi di reksa dana saham. Hal ini disebabkan karena harga reksa dana saham tidak ditentukan oleh banyaknya investor yang menjual atau membeli saham tersebut.
Harga reksa dana saham ditentukan oleh isi portofolio dan kinerja Manajer Investasi yang menjadi pengelola reksa dana tersebut. Satu-satunya efek negatif dari Herding Behaviour pada reksa dana saham ini adalah investor mungkin akan sangat kecewa jika ternyata reksa dana yang dijagokan ternyata tidak berhasil mengulangi kejayaan pada tahun sebelumnya. Hal ini tidak akan sampai menyebabkan investor rugi, namun karena kecewa, maka reksa dana tersebut sudah dijual setelah investasi 1 tahun. Padahal idealnya investasi saham di atas 5 tahun sehingga tujuan keuangannya tidak tercapai.
Nah, tentu sangat menarik, apabila bisa dibuktikan bahwa jika suatu reksa dana saham bisa menjadi jawara pada suatu tahun, maka reksa dana tersebut akan kembali menjadi jawara pada tahun berikutnya. Kita tidak perlu pusing-pusing memilih reksa dana, cukup pilih reksa dana yang jadi jawara pada tahun sebelumnya. Berangkat dari pemikiran tersebut, saya melakukan penelitian terhadap seluruh reksa dana saham dengan menggunakan data 10 tahun terakhir. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan… Tertarik? silakan baca terus artikel ini.
Tahapan Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan di atas, beberapa langkah yang saya lakukan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan Reksa Dana Jawara
Dari pengalaman saya bertahun-tahun di dunia investasi, hampir mustahil rasanya jika ada suatu reksa dana yang menjadi ranking satu berturut-turut selama beberapa tahun dari sisi return. Hampir setiap tahun selalu ada reksa dana yang menduduki peringkat return nomor satu dengan keunikannya masing-masing. Sedikit lebih mudah untuk menemukan reksa dana yang pada tahun ini berhasil mengalahkan IHSG, oleh karena itu saya mengganti definisi reksa dana jawara adalah reksa dana yang mampu memberikan tingkat return mengalahkan IHSG.
Reksa dana yang returnnya lebih tinggi daripada IHSG belum tentu merupakan reksa dana yang returnnya paling tinggi, namun reksa dana yang paling tinggi sudah tentu returnnya lebih tinggi daripada return IHSG. Sampai saat ini, setiap tahun selalu ada reksa dana yang returnnya lebih tinggi dibandingkan IHSG.
Jadi arah penelitiannya adalah mencari tahu apakah ada reksa dana saham yang returnnya mampu mengalahkan IHSG pada suatu tahun, juga akan konsisten mengalahkan IHSG pada tahun berikut. Reksa Dana Saham yang paling konsisten mengalahkan IHSG bisa disebut sebagai reksa dana jawara.
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan batasan
Dengan melakukan akses ke www.infovesta.com, selanjutnya saya mengambil data return seluruh reksa dana dari 31 Desember 2003 – 31 Desember 2013. Return tahunan yang akan saya gunakan sebagai acuan adalah data 10 tahun terakhir. Saya berharap dengan menggunakan data 10 tahun terakhir, konsistensi dari kinerja suatu reksa dana saham bisa terlihat. Saya juga mengambil data indeks pembanding yaitu return Indeks Reksa Dana Saham dan Indeks LQ-45.
Untuk reksa dana yang tidak memiliki data hingga 10 tahun ke belakang, maka tidak dimasukkan dalam penelitian. Reksa dana yang sesuai dengan kriteria di atas dan masih aktif hingga saat ini total ada 13 reksa dana yaitu:
Nama |
Axa Citradinamis |
BNI-AM Dana Berkembang |
BNP Paribas Ekuitas |
BNP Paribas Pesona |
Bahana Dana Prima |
Batavia Dana Saham |
Danareksa Mawar |
Manulife Dana Saham |
Panin Dana Maksima |
Rencana Cerdas |
Schroder Dana Prestasi |
Schroder Dana Prestasi Plus |
TRIM Kapital |
3. Membandingkan tingkat return reksa dana dengan IHSG
Dari data yang tersedia, kemudian dibuat perbandingan antara return reksa dana dengan return IHSG. Kemudian saya juga menghitung berapa kali suatu reksa dana mengalahkan IHSG dalam 1 tahun. Karena terdapat 13 reksa dana dengan masing-masing memiliki return tahunan 10 tahun, total terdapat 130 data (13 x 10). Jika hasilnya 100x, berarti kemungkinan reksa dana saham yang usianya > 10 tahun untuk mengalahkan IHSG adalah 100 / 130 = 77%. Semakin tinggi persentase ini semakin baik, dan sebaliknya.
Hasil perhitungannya sebagai berikut di bawah ini. Untuk mempermudah analisa, saya memberikan warna hijau pada tabel yang artinya return reksa dana / indeks > IHSG. Sementara yang polos adalah jika tingkat returnnya < IHSG pada tahun tersebut.
Analisa dan Kesimpulan
Berdasarkan data di atas, kesimpulan dari hasil analisa saya antara lain:
- TIDAK ADA reksa dana saham yang mampu secara konsisten mengalahkan IHSG karena pasti ada tahun dimana kinerja reksa dana saham di bawah IHSG.
- Dari total 130 data return tahunan, terdapat 65 return tahunan yang lebih baik daripada IHSG. 65 / 130 = 0.5 = 50%, artinya jika kita berinvestasi pada salah satu reksa dana yang telah berusia di atas 10 tahun, maka peluang return reksa dana tersebut mampu mengalahkan IHSG adalah fifty-fifty.
- Kebanyakan reksa dana mampu mengalahkan IHSG itu terjadi antara tahun 2004 – 2009. Semakin ke sini semakin sulit. Artinya tingkat kesulitan untuk mengelola reksa dana saham semakin sulit dari waktu ke waktu. Dibutuhkan effort yang semakin besar untuk bisa menghasilkan tingkat return yang tinggi bagi investor. Jadi, investor yang menginginkan hasil di atas rata-rata perlu lebih selektif dalam memilih reksa dana.
- Secara rata-rata baik Infovesta Equity Fund Index yang mencerminkan rata-rata reksa dana saham di seluruh Indonesia ataupun LQ-45 yang menggambarkan 45 saham paling likuid, ternyata masing-masing hanya mampu mengalahkan IHSG 3 kali dan 2 kali dalam 10 tahun terakhir. Jadi, banyak reksa dana saham sebetulnya underperform dibandingkan IHSG. Mengekor 45 saham yang paling likuid juga bukan jaminan bisa mengalahkan IHSG.
- Jika kita mendefinisikan reksa dana jawara adalah reksa dana yang paling sering mengalahkan IHSG, maka penghargaan ini bisa disematkan kepada Panin Dana Maksima dan Trim Kapital. Sebab kedua reksa dana mampu mengalahkan IHSG 7 dari 10 tahun terakhir, lebih tinggi dibandingkan reksa dana saham lainnya.
Demikian artikel saya, semoga bermanfaat bagi anda dalam investasi reksa dana. Perlu diingat bahwa kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan terulang di masa yang akan datang. Jadi tidak ada jaminan juga reksa dana yang lebih sering mengalahkan IHSG akan lebih baik dan sebaliknya. Pilihan reksa dana sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi risiko.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Sumber Gambar : istockphoto.com
Sumber Data : www.infovesta.com
@Yudhistya
Salam Pak,
Kalau yang dimaksud dengan pasar semakin efisien itu artinya kinerja reksa dana saham akan sama dengan IHSG. Sebab mengalahkan IHSG menjadi semakin sulit karena harga saham sudah di harga wajarnya.
Mengenai Compounding Return IHSG, sebenarnya bervariasi. Tergantung berapa tahun anda melihatnya. Angkanya bisa dilihat pada http://www.panin-am.co.id/FundsAndPerformance.aspx tabel Compound Return.
Semoga bermanfaat.
artikel yang menarik sekali Pak, saya ingin menanyakan untuk reksa dana jawara pada artikel di atas diliat dari seberapa sering RD tersebut mengalahkan IHSG, namun apakah tidak sebaiknya juga dhitiung berdasarkan rata-rata return? sehingga bisa diukur dengan lebih akurat keunggulan reksa dana tersebut dibanding dengan yang lain
@Andri
Salam Pak Andri,
Artikel di atas bukan membahas tentang reksa dana jawara, tapi meneliti seberapa sering reksa dana saham yang sudah ada minimal sejak tahun 2004 berapa kali mereka mengalahkan IHSG.
Mengenai rata-rata return, memang harus dihitung lagi secara compounding berapa rata-ratanya. Untuk reksa dana Panin AM, anda bisa melihat di http://www.panin-am.co.id/FundsAndPerformance.aspx di tab total compound return
Kalau produk dari Manajer Investasi yang lain, anda bisa cek website masing-masing.
Semoga bermanfaat.
pak rudi
saat ini saya sudah berinvestasi di manulife dana saham , bagaimana caranya saya bila akan ikut investasi di Panin dana maksima ? apa di bank panin terdekat bisa pak ?
info menarikk…
saya juga pakai panin sekuritas, kayak pak LKH… hehhee… semangat semoga sukses terus di bursa
Saya menghargai Anda meluangkan waktu untuk membicarakannya karena saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang topik ini. Maukah Anda menambahkan informasi baru ke posting blog Anda? Bagi kita semua, itu akan sangat bermanfaat.
ya itu akan mengalahkan segera
https://www.palanivelraja.com